Sabtu, 07 Agustus 2010

Penentuan Prioritas Langkah

Untuk melakukan perbaikan terhadap ketiga aspek tadi, diperlukan pendekatan terlebih dahulu terhadap warga Gelap Nyawang secara personal. Jika kita ujug-ujug datang kemudian mengundang mereka pada pelatihan dan memperbaiki warung mereka, tidak ada yang bisa menjamin bahwa ke-bertahan-an apa yang telah diberikan pada mereka akan bertahan lama. Hal ini dikarenakan mereka belum memiliki rasa sense of belonging terhadap apa yang diberikan. Belum menemukan alasan mengapa pemberian itu harus dipertahankan dan dipelihara. Karena itulah perlu pendekatan agar tumbuh rasa itu pada diri mereka sehingga pemberian apapun yang akan diberikan akan dipelihara dengan baik.
Kita (staf Revitalisasi Gelap Nyawang) hanya bertindak sebagai katalisator, agar mereka sadar dan memiliki keinginan untuk memperbaiki warung mereka.
Seperti analogi Batman –yang sangat suka diceritakan oleh Pimpro– , Batman itu ada agar masyarakat Gotham juga ikut berani menumpas kejahatan bersamanya. Batman tidak mungkin mampu mengelah kan seluruh penjahat kota Gotham sendirian. Ia tidak mungkin mampu melawan Joker, Penguin, Iceman, The Riddler, Two Faces sendirian. Ia butuh bantuan masyarakat Gotham. Agar nanti setelah Batman tidak ada lagi, masyarakat Gotham tetap memiliki keinginan untuk menumpas kejahatan.
a. Fase Pendekatan
Fase pendekatan ini sendiri akan dibagi menjadi pendekatan terhadap anak-anak dan orang tua. Menggunakan metode pendekatan top-down dan bottom-up secara parallel, agar eskalasi dan aselerasi progressnya dapat berlangsung dengan cepat.
  • Pendekatan ke anak-anak (Bottom-Up)
Anak-anak Gelap Nyawang butuh perhatian lebih. Metode yang akan digunakan adalah dengan mengajak mereka belajar dan bermain bersama. Sebelumnya Garda Ganesha (GG) juga seudah pernah mengajak mereka belajar bersama, sehingga yang akan dilakukan hanyalah tinggal melanjutkan apa yang telah GG rintis. Mengajak mereka belajar setiap pekan akan menambah kedekatan kita pada mereka
  • Pendekatan ke orang tua (Top-Down)
Masyarakat Gelap Nyawang suka mengadakan kumpul rutin hanya untuk sekedar main bola bersama dan kerja bakti. Sehingga kita akan mengadakan kegiatan kumpul ‘Ngariung’ rutin, untuk mendengar permasalahan yang mereka hadapi. Metode lainnya yaitu kerja bakti, pengajian, dan kunjungan warung.
Warga Gelap Nyawang memang sudah memiliki jadwal kerja bakti, dan kita tinggal ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Untuk pengajian, akan dilakukan koordinasi dengan Salman. Asrama putra dan asrama putri Salman akan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pengajian.
Kunjungan warung ini akan dilakukan minimal dua minggu sekali, dengan masing-masing warung memiliki penanggung jawabnya.
b. Fase Pelatihan
Fase pelatihan akan dilakukan setelah fase pendekatan selesai yaitu kira-kira bulan Desember. Pelatihan yang akan diadakan adalah sanitasi, kewirausahaan, dan kreativitas memasak.
Pada pelatihan sanitasi akan ditekankan pentingnya kebersihan dalam menjalani usaha kuliner. Dalam pelatihan kewirausahaan akan dibangun sense entrepreneurship warga agar mereka memiliki inovasi dalam menjalankan usahanya. Sedangkan pelatihan kreativitas memasak tujuannya adalah untuk memicu kreatifitas pedagang untuk menciptakan menu makanan baru, serta mengetahui teknik yang benar dalam memasak. Ketiga pelatihan ini akan memakai system raport yang akan dikontrol setiap minggunya oleh orang yang telah berpengalaman. Kemudian puncak dari pelatihan yang telah diberikan adalah festival makanan Gelap Nyawang yang akan diadakan pada bulan Maret. Untuk memicu perkembangan positif dari masing-masing warung, hanya warung dengan nilai raport bagus yang bisa mengikuti festival makanan.
Dan untuk himpunan yang sulit melakukan pengabdian masyarakat dengan basis keprofesiannya, akan dibuat suatu system yang akan memungkinkan mereka membantu para pedagang Gelap Nyawang dengan modal yang mereka miliki.
c. Fase Pembangunan Fisik
Fase pembangunan fisik akan dilakukan bekerja sama dengan berbagai pihak. Misalnya untuk memperbaiki drainase, diperlukan partisipasi dari HMTL, untuk lay-out tata letak IMA-G dan KMSR, untuk masalah penerangan HME.
Selain partisipasi himpunan, dukungan dari berbagai pihak yang peduli terhadap perkembangan Gelap Nyawang sangat diperlukan.
Akhirnya program ini tidak akan berjalan dengan baik, jika tidak adanya kekonsistenan dari masing-masing pihak, baik tim PM-Gelap Nyawang maupun dari pedagang itu sendiri. Dan untuk menghasilkan Gelap Nyawang yang mandiri dan kreatif membutuhkan waktu yang tidak singkat, dan harus berkelanjutan.
“Dari sekian banyak orang yang melihat apel jatuh, cuma Newton yang bertanya kenapa.
Dari sekian banyak orang yang melihat masalah, cuma kalian yang bertindak nyata.”
- Mentri Pengabdian Masyarakat KM ITB 08/09-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar