Sabtu, 07 Agustus 2010

Dari gambaran diagram diatas, akan didapat 3 aspek utama yang perlu dibenahi untuk mewujudkan masyarakat Gelap Nyawang yang kreatif dan mandiri, yaitu
  1. Capital
  2. Human (pendidikan)
  3. Fisik

Penilaian terhadap kondisi masyarakat Gelap Nyawang

  • Capital
Dari aspek capital, cukup banyak permasalahan yang ada pada pedagang Gelap Nyawang, yaitu
a. Manajemen keuangan
Menurut hasil survey beberapa waktu lalu, hanya segelintir pedagang saja yang memiliki pembukuan terhadap pengeluaran dan pemasukan mereka.
b. Pemasaran / marketing
Tentu saja diperlukan strategi pemasaran yang baik agar warung mereka tetap bertahan.
c. Peran koperasi yang tergantikan oleh rentenir
Di Gelap Nyawang terdapat sebuah koperasi ‘Makmur Jaya’ yang letaknya disebelah de Plot. Namun sayangnya warga lebih suka meminjam uang dari rentenir dari pada di koperasi. Hal ini dikarenakan sulitnya birokrasi untuk meminjan uang di koperasi. Dan pedagang Gelap Nyawang ini pun meminjam uang bukan untuk hal-hal yang penting, tapi hanya sekedar untuk kebutuhan tersier mereka. Dan mereka mudah diprovokasi oleh sang rentenir, menyebabkan banyak pedagang terjerat rentenir.
  • Human
Dari aspek human, cukup banyak permasalahan yang ada pada pedagang Gelap Nyawang, yaitu
a. Kurangnya hospitality
Suatu hal yang menyenangkan bagi pedagang jika melihat senyuman di muka pelanggannya, dna akan kembali mendatanginya. Memang masalah ini tidak terjadi di semua warung Gelap Nyawang, namun cukup banyak pedagang yang melupakan bahwa hospitality merupakan hal penting ketika membuka usaha kuliner. Kurangnya hospitality akan berdampak pada citra dan image warung pedagang tersebut.
b. Kemampuan memasak dan variasi makanan
Jika kita perhatikan warung Barat, maka jenis makanan yang akan kita temukan adalah lotek, karedok, dan sebagainya. Kurang bervariasi sehingga menyebabkan pelanggan mudah bosan. Lain lagi dengan pedagang sebelah timur, mereka sudah cukup kreatif mengolah menu makanan namun tetap saja masih terdapat kesamaan menu antara warung satu dengan lainnya. Variasi manu makanan dapat menjadi nilai tambah bagi warung tersebut, dan sebagian pedagang sudah mulai menyadari hal ini.
c. Kerukunan antar pedagang
Seperti sudah dipaparkan pada sejarah Gelap Nyawang, keadaan pedagang barat dan timur tidak terlalu baik. Dan keadaan di internal timur sendiri juga memiliki masalah. Kurang menghargainya antara pedagang satu dengan yang lain, persaingan tidak sehat yang terjadi antar pedagang hanyalah segelintir permasalahan yang terjadi. Tak jarang pedagang yang satu melakukan sabotase terhadap pedagang lain yang pelanggannya lebih banyak.
d. Pola pikir jangka pendek
Pola pikir yang hanya sampai besok hari, adalah pola pikir general pada pedagang Gelap Nyawang. Ketika melakukan wawancara yang cukup representative, kebanyakan pedagang sudah puas jika kebutuhan untuk esok hari sudah terpenuhi, asalkan besok masih bisa jualan mereka sudah puas. Padahal keadaan lain seperti sakit atau bencana lainnya adalah hal-hal tidak terprediksi yang juga harus dipersiapkan.
e. Pengetahuan yang terbatas dari sisi akademik dan keagamaan
Akan sangat miris jika pengetahuan mereka akan akademik dan keagamaan kurang jika kampus ITB dan Salman hanya berada beberapa meter didepan mereka. Terlihat dari karakter mereka yang suka akan persaingan tidak sehat dan menjatuhkan yang lain. Serta rawannya premanisme di daerah tersebut.
f. Kurangnya jiwa entrepreneurship
Jiwa entrepreneurship sangat dibutuhkan jika kita ingin membuka usaha sendiri. Dan belum semua pedagang memiliki sense ini.
Enterpreneurship harus didukung oleh adanya inovasi, diarahkan oleh adanya visi, dan harus dijalankan dengan action.
g. Anak-anak pedagang yang kurang diperhatikan
Jika kita berkunjung ke Gelap Nyawang akan terlihat anak-anak berkeliaran dan bermain sesame mereka. Namun masalahnya adalah kurangnya pendidikan dari orang tua mereka. Mereka seharusnya belum mengetahui hal yang belum saatnya mereka ketahui, namun yang terjadi pada anak-anak Gelap Nyawang adalah mereka mengetahui hal-hal sebelum saatnya. Kurangnya perhatian dari orangtua dan mungkin guru di sekolah dan lingkungan yang kurang mendukung mungkin adalah factor pemicu terjadinya hal ini.
  • Fisik
a. Kebersihan dan sanitasi lingkungan
Kebersihan merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan pengusaha kuliner, karena ia akan berurusan dengan kesehatan pelanggannya. Setelah survey, kebanyakan pedagang hanya mencuci piring sekenanya. Tidak mencuci secara benar. Padahal kebanyakan pelanggan akan memperhatikan masalah kebersihan.
b. Saluran pembuangan/drainase
Drainase adalah Prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air dan atau ke bangunan resapan buatan (sumber: Balitbang PU).
Drainase perkotaan adalah Drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia (sumber: Balitbang PU).
Fungsi drainase adalah :
  • Mengeringkan daerah becek dan genangan air
  • Mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan
  • Mengendalikan erosi, kerusakan jalan dan bangunan
Tujuan drainase :
  • Menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
  • Melindungi alam dan lingkungan
  • Menghindari bahaya, kerusakan materil, kerugian dan beban-beban lain yang disebabkan oleh amukan limpasan banjir.
  • Memperbaiki kualitas lingkungan
  • Konservasi sumber daya air
Jenis drainase :
  • Drainase tertutup
Mengalirkan air, baik yang sudah tercemar maupun yang belum. Saluran ini dibangun untuk daerah dengan kepadatan tinggi dan lahan yang sempit.
  • Drainase terbuka
Menyalurkan air yang belum tercemar / kualitasnya tidak membahayakan. Lokasinya terletak pada daerah yang masih tersedia lahan serta tidak pada daerah yang sibuk.
Drainase yang terdapat di Gelap Nyawang adalah drainasae terbuka, dimana limbah kotor tidak boleh bercampur dengan limpasan air hujan di drainase. Namun, kasus yang terjadi adalah hampir semua pedagang membuang limbah memasaknya di drainase ini, padahal itu tidak boleh dilakukan. Dan hal ini menyebabkan seringnya terjadi bentrok antara pedagang Gelap Nyawang dengan petugas PDAM.
c. Atap asbes
Asbes atau asbestos adalah salah satu bahan tambang yang bisa ditemui dengan mudah di dunia dalam bentuk benang serat atau gumpalan serat. Bahan ini memiliki kekuatan dan ketahanan tinggi terhadap api, panas serta zat kimia. Tetapi tidak bisa diuraikan oleh alam. Asbes banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, dan asbes digunakan sebagai atap bangunan di warung-warung Gelap Nyawang.
Mengapa asbes berbahaya? Kerusakan pada material yang mengandung serat asbes ini akan menimbulkan debu asbes. Hal ini sangat berbahaya jika sampai terhirup dan masuk ke paru-paru. Dan dampak akibat asbes baru akan timbul dalam jangka waktu 10 – 50 tahun.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh asbes yaitu (ochaonline.un.org/OCHALinkClick.aspx?link=OCHA&DocID=1005454):
  • Asbestosis, penyakit yang ditimbulkan karena menghirup debu asbes dalam konsentrasi cukup tinggi. Ditandai dengan batuk akut dan nyeri di dada. Pada asbestosis lanjut bisa meningkat menjadi kanker paru-paru.
  • Kanker paru-paru, penyakit ini lebih banyak muncul jika seseorang terus menerus bekerja dalam lingkungan yang terkontaminasi asbes. Para perokok cenderung lebih beresiko dibandingkan bukan perokok bila menghirup debu asbes.
  • Mesothelioma, tumor ganas pada membrane paru-paru. Selain mengenai orang yang bekerja pada lingkungan asbes tinggi bisa juga menyerang keluarga yang tinggal serumah dengan orang yang terkena atau orang yang tinggal di dekat sumber pencemaran asbes.
  • Penyebaran penebalan pleura, muncul pada membrane paru-paru (pleura) yagn tergores oleh serat asbes. Daerah yang terkena disebut plak pleura. Penyakit ini bersifat kronis dan belum ada obatnya.\
d. Bau sampah dari pasar Balubur
Sampah Balubur setiap harinya menghasilkan sampah, namun sayangnya sampah ini tidak setiap hari diangkut seperti halnya sampah pasar simpang Dago, sehingga sampah yang menumpuk akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Yang terkena dampak dari sampah Balubur ini adalah pedagang Gelap Nyawang bagian barat.
e. Kuda dan kotorannya
Jelas sekali kotoran kuda sangat mengganggu perdagangan kuliner. Kuda-kuda tersebut biasanya akan berhenti di depan Gelap Nyawang, karena pelanggan kuda biasanya akan berhenti untuk makan di Gelap Nyawang
f. Taman di depan Warung
Di depan warung-warung akan kelihatan beberapa taman, namun sayangnya taman-taman ini kurang tertata dengan baik. Jika lebih dipelihara dan ditata dengan benar makan akan memberikan nilai tambah untuk warung-warung di Gelap Nyawang itu sendiri.
g. Lay-out dan tata letak
Lay-out awal dari warung Gelap Nyawang adalah model foodcourt, namun karena beberapa hal diubah seperti sekarang ini. Perlu pengubahan layout sehingga pelanggan tidak merasa bosan dan merasa nyaman kerika makan di warung tersebut.
h. Penerangan yang kurang memadai
Sumber penerangan hanya ada di bagian timur, sedangkan di bagian barat tidak ada sumber penerangan. Berdasarkan hasil survey, kebanyakan pelanggan warung Gelap Nyawang mengeluhkan tentang kurangnya penerangan di Gelap Nyawang.
i. Jalan yang rusak
Dapat kita lihat, jika kita ingin berjalan ke Ganesha Stationary ataupun ingin berjalan ke arah taman sari, jalan yang berlubang dan becek ketika hujan sangat mengganggu pelanggan untuk datang ke warung Gelap Nyawang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar